Saya belum pernah menceritakan ini sebelumnya, tapi waktu sma dulu, meskipun waktu kelas X saya mendapat kelas yang sangat nyaman untuk belajar, saya sempat semacam di-bully oleh beberapa orang teman yang bahkan bukan temen sekelas saya. Kenapa? Kurang lebih karena saya menjadi diri saya sendiri. Memang dari dulu kalau saya berbicara / tertawa, mungkin suara yang saya hasilkan terlalu keras. Dan beberapa orang tidak suka mendengar suara saya, tapi sepertinya itu bisa menjadi alasan untuk mereka melakukan ketidakadilan tersebut.
Singkat cerita, saya berhasil kabur sebelum mereka melakukan hal - hal yang destruktif kepada saya. Lengan baju saya ada yang sobek dalam usaha saya untuk kabur, tapi saya baik - baik saya. Bahkan orang yang merobek lengan baju saya juga meminta maaf pada saya. Mungkin agar saya tidak melaporkan apa - apa pada guru, karena meskipun nadanya terdengar tulus, terdapat ekspresi yang tidak tenang di raut wajahnya.
Tidak ada perubahan signifikan yang terjadi semenjak kejadian itu selama saya di kelas, karena di kelas X.3 itu saya dikelilingi oleh teman - teman yang baik. Safe Environment. Dan harusnya kejadian itu tidak berefek apa - apa karena saat tiba waktu kenaikan kelas, pemimpin dari yang mem-bully yang tidak naik kelas dan memutuskan untuk pindah sekolah. Seharusnya saya baik - baik saja.
Tapi saat saya naik ke kelas XI juga merupakan waktu penjurusan IPA dan IPS. Sma saya hanya terdapat 3 kelas, yaitu kelas X.1 , kelas X.2 dan kelas X.3. Dan 96% murid kelas X.3 masuk ke kelas IPA yang saat itu hanya ada satu kelas. Saya adalah salah satu dari yang 4% tersebut. Saya akhirnya ditempatkan di kelas XI.IPS.2 bersama salah satu orang yang waktu itu ikut mem-bully saya juga.
Di kelas XI, akhirnya saya 'berhenti' untuk menjadi diri saya sendiri. Saya menenggelamkan suara saya sendiri. Mungkin bila saya diam semuanya akan baik - baik saja. Tapi saat saya menenggelamkan suara saya, saya tidak sadar bahwa seluruh tubuh saya juga ikut tenggelam bersamanya. Dan sulit sekali untuk diam ketika saya ingin sekali berbicara. Sulit sekali berubah dari seseorang yang tak bisa berhenti berbicara menjadi orang yang tak dapat berkata-kata. Kelas XI itu hanya terisi oleh orang - orang asing, jadi selama dua bulan pertama saat saya kelas XI, saya menghabiskan waktu istirahat saya di kelas XI IPA karena semua teman saya ada disana.
Menjelang akhir kelas XI, saya akhirnya bisa menemukan suara saya kembali. Saya percaya bahwa saat kita kehilangan teman, teman - teman yang baru akan datang dan mengisi kekosongan tersebut dan saya mendapatkan suara saya kembali dengan bantuan dua teman saya yang bernama Avi dan Vinsen. Pada akhirnya saya menemukan orang - orang yang bisa membuat saya percaya diri lagi untuk menjadi diri saya sendiri.
"A friend is someone who gives you total freedom to be yourself." - Jim Morrison
Dan saya akan mengakhiri tugas ini dengan salah satu quote dari buku yang saya baca, semoga quote ini bisa bermanfaat :
"Stop thinking all the time that you're in the way, that you're bothering the person next to you. If people don't like it, they can complain. And if they don't have the courage to complain, that's their problem." Paulo Coelho, Veronika Decides to Die, page 98
Tidak ada komentar:
Posting Komentar